Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 08 Juli 2014

Unsur pembentuk bumi

Dalam artikel ini akan membahas mengenai struktur bumi, di dalam inti bumi, isi di dalam planet bumi, dan juga aktivitas di dalam tubuh bumi.

Tidak seperti di permukaan bumi, batuan yang terpendam jauh di inti bumi dipengaruhi oleh tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Akibatnya, meskipun batuan di inti bumi berbentuk padatan, mereka dapat mengalir pelan seperti gletser yang bergerak menuruni lereng gunung. Di awal sejarah planet bumi, materi rapat berupa besi dan nikel mengendap dan membentuk inti bumi. Inti adalah bagian paling pekat, dengan jari-jari lebih dari 2.900 km. Ada dua lapisan inti: inti dalam dan inti luar. Di atas bagian inti terdapat lapisan selubung mantel, yang terdiri dari batuan silikat (senyawa silikon dan oksigen) yang relatif rapat. Kerak samudra dan kerak benua mengapung di atas lapisan-lapisan tersebut laksana genangan minyak di atas permukaan air.

perhatikan gambar di atas, Batuan yang rapat dan pejal ini berasal dari mantel bumi dan mengandung mineral olivin yang berwarna hijau. la terbawa ke permukaan ketika terjadi letusan gunung api di Kepulauan Kanari. Proses-proses geologis tertentu, seperti letusan gunung api, biasanya dapat memberi petunjuk penting seputar struktur bagian dalam bumi.

Besi adalah unsur terbesar penyusun bumi. Logam ini terpusat di inti bumi. Senyawa magnesium silikat, yang mengandung magnesium, silikon, dan oksigen, menjadi penyusun utama lapisan mantel. Sebagian besar dari unsur-unsur penyusun tersebut telah tercipta di ruang angkasa sejak jutaan tahun silam.

DI DALAM INTI BUMI

Kondisi inti bumi sungguh tak terbayangkan. Tekanannya begitu besar dan suhunya diduga lebih dari 3.0000C. Para geolog dapat mengukur suhu pada lapisan antara inti dalam dan luar. Inti bumi terdiri dari besi bercampur dengan beberapa unsur asing. Para ilmuwan telah membuat model tiruan inti bumi. Tekanannya ternyata mencapai hampir 4.0000C. Besi pijar di bagian inti luar bersirkulasi dengan lambat. Arus listrik di dalamnya membangkitkan medan magnet bumi yang cakupannya merambah jauh ke ruang angkasa. Medan magnet membentuk semacam selimut magnetik di sekitar planet, membelokkan partikel-partikel bermuatan listrik dari matahari, dan melindungi kita dari radiasi sinar matahari. Medan magnet yang dibangkitkan di bagian inti bumi diduga terus berubah dengan variasi sangat besar, walaupun variasi tersebut senantiasa diredam oleh mantel. Namun, setiap 100.000 tahun, variasi medan magnet sedemikian besar sehingga dapat membalik arah medan.


perhatikan gambar di atas, Gelombang seismik menyebar menyusul sebuah peristiwa gempa di Afrika timur. Para geolog dapat mengira seluk-beluk struktur dalam planet dengan cara mencatat waktu tiba gelombang di stasiun-stasiun pengamat gempa di seluruh dunia. Gelombang tekanan berwarna merah mampu menembus bagian inti luar yang leleh. Getombang transversal (biru) hanya dapat menembus tapisan mantel dan kerak yang padat.

Medan magnet bumi membentuk kulit-kulit selubung yang disebut magnetosfer, yang merenggang jauh di atas permukaan planet dan mencapai ruang angkasa. Angin partikel bermuatan yang menghembus keluar dari matahari mendorong magnetosfer sehingga terbentuk ekor arus, mirip ekor komet.
Bentuk aliran medan magnet seakan-akan menunjukkan bahwa di dalam bumi ada sebuah magnet raksasa. Garis gaya magnet yang kuat sebenarnya adalah hasil dari sirkulasi arus listrik di bagian inti luar yang leleh.

ISI DALAM PLANET BUMI

Panas yang dibangkitkan oleh proses pembentukan planet bumi hingga sekarang masih dilepaskan ke permukaannya. Panas terus dibuang dari interior bumi. Bagian inti dalam makin membeku dan unsur-unsur radioaktifnya meluruh. Panas yang hendak meloloskan diri terhalang oleh lapisan-lapisan batuan, yang merupakan isolator kuat. Agar panas dapat lolos, batuan mantel yang menyelubungi inti dalam harus bersirkulasi. Panas dihantar ke atas bersama dengan batuan mantel panas yang bergerak naik. Di dekat permukaan, pada lapis-lapis batuan yang rapuh, gerakan lapisan batuan menyebabkan gempa terjadi . Seismolog, atau ilmuwan yang mempelajari gempa bumi, mengoperasikan jaringan stasiun pengamat gempa. Dengan mencatat waktu kedatangan gelombang gempa (seismik) di beberapa stasiun yang berjauhan, komputer canggih dapat membuat gambaran bagian dalam interior) bumi.

AKTIVITAS DI DALAM TUBUH BUMI

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa ada ‘cerobong’ dari bagian mantel bumi yang mengarahkan materi panas naik ke permukaan, lalu muncul sebagai kawah gunung api. Laju gelombang seismik melambat ketika melewati materi yang panas dan lunak ini. Ini berlawanan dengan lapisan batuan keras dan dingin yang menurun-ke mantel, di mana kerak samudra yang dingin lenyap di bawah lempeng benua. Berdasarkan analisis data seismik, para ahli geologi dapat menemukan sebuah batas peralihan sekitar 670km di bawah permukaan bumi, tepatnya di dalam mantel. Batuan yang bergerak turun tampaknya berkumpul di lapisan tersebut. Ini membuat beberapa geolog mengajukan teori bahwa seluruh mantel tidak bercampur dalam satu sirkulasi melainkan di dalam dua lapis sirkulasi batuan. Analisis data seismik terkini menunjukkan ada lapisan tipis lain di dasar mantel, dengan tebal beberapa puluh kilometer. Lapisan tersebut tidak sinambung dan tidak utuh, melainkan lebih mirip tebaran lempeng-lempeng benua raksasa di bawah lapisan mantel. Lempeng-lempeng tersebut diduga terbentuk ketika batuan silikat di dalam mantel bercampur dengan materi dari inti yang kaya kandungan besi. Namun, ahli lain berpendapat bahwa lempeng-lempeng ini adalah tempat samudra purba berakhir. Setelah bergerak turun ke dasar lapisan mantel atas, kerak samudra purba yang dingin tertekan hingga menjadi lapisan batuan yang sangat rapat. Lalu, lapisan ini menembus lapisan setebal 670 km dan bahkan terbenam lebih dalam lagi. Lapisan tersebut terus menyebar di dasar mantel. Ketika bagian inti bumi lambat laun memanaskan lapisan batuan yang rapat, lapisan ini sekali lagi bergerak naik untuk membentuk kerak samudra baru.

MEMBACA PETUNJUK

Daratan yang termampatkan oleh tekanan es selama zaman es terakhir, bersama dengan pengaruh gaya tarik bulan (gejala pasang surut), perlahan melambatkan laju rotasi bumi. Akibatnya, panjang siang atau malam sedikit bertambah. Perubahan-perubahan lain juga berlangsung walaupun terukur jauh lebih kecil, yaitu hanya sepersekian miliar dari satu detik. Ini diduga diakibatkan oleh perubahan tekanan atmosfer terhadap baris-baris pegunungan. Selain itu sirkulasi bagian inti luar mendesak punggung perbukitan, yang landasannya di dasar mantel mirip gunung terbalik. Perubahan panjang siang dan malam menjadi petunjuk dari gejala sirkulasi di bagian inti bumi, selain memberi petunjuk tentang berbagai proses geologis penting lain di dalam bumi.