Tidak
seperti di permukaan bumi, batuan yang terpendam jauh di inti bumi
dipengaruhi oleh tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Akibatnya,
meskipun batuan di inti bumi berbentuk padatan, mereka dapat mengalir
pelan seperti gletser yang bergerak menuruni lereng gunung. Di awal
sejarah planet bumi, materi rapat berupa besi dan nikel mengendap dan
membentuk inti bumi. Inti adalah bagian paling pekat, dengan jari-jari
lebih dari 2.900 km. Ada dua lapisan inti: inti dalam dan inti luar. Di
atas bagian inti terdapat lapisan selubung mantel, yang terdiri dari
batuan silikat (senyawa silikon dan oksigen) yang relatif rapat. Kerak
samudra dan kerak benua mengapung di atas lapisan-lapisan tersebut
laksana genangan minyak di atas permukaan air.
perhatikan gambar di atas, Batuan
yang rapat dan pejal ini berasal dari mantel bumi dan mengandung
mineral olivin yang berwarna hijau. la terbawa ke permukaan ketika
terjadi letusan gunung api di Kepulauan Kanari. Proses-proses geologis
tertentu, seperti letusan gunung api, biasanya dapat memberi petunjuk
penting seputar struktur bagian dalam bumi.
Besi
adalah unsur terbesar penyusun bumi. Logam ini terpusat di inti bumi.
Senyawa magnesium silikat, yang mengandung magnesium, silikon, dan
oksigen, menjadi penyusun utama lapisan mantel. Sebagian besar dari
unsur-unsur penyusun tersebut telah tercipta di ruang angkasa sejak
jutaan tahun silam.
DI DALAM INTI BUMI
Kondisi
inti bumi sungguh tak terbayangkan. Tekanannya begitu besar dan suhunya
diduga lebih dari 3.0000C. Para geolog dapat mengukur suhu pada lapisan
antara inti dalam dan luar. Inti bumi terdiri dari besi bercampur
dengan beberapa unsur asing. Para ilmuwan telah membuat model tiruan
inti bumi. Tekanannya ternyata mencapai hampir 4.0000C. Besi pijar di
bagian inti luar bersirkulasi dengan lambat. Arus listrik di dalamnya
membangkitkan medan magnet bumi yang cakupannya merambah jauh ke ruang
angkasa. Medan magnet membentuk semacam selimut magnetik di sekitar
planet, membelokkan partikel-partikel bermuatan listrik dari matahari,
dan melindungi kita dari radiasi sinar matahari. Medan magnet yang
dibangkitkan di bagian inti bumi diduga terus berubah dengan variasi
sangat besar, walaupun variasi tersebut senantiasa diredam oleh mantel.
Namun, setiap 100.000 tahun, variasi medan magnet sedemikian besar
sehingga dapat membalik arah medan.
perhatikan
gambar di atas, Gelombang seismik menyebar menyusul sebuah peristiwa
gempa di Afrika timur. Para geolog dapat mengira seluk-beluk struktur
dalam planet dengan cara mencatat waktu tiba gelombang di
stasiun-stasiun pengamat gempa di seluruh dunia. Gelombang tekanan
berwarna merah mampu menembus bagian inti luar yang leleh. Getombang
transversal (biru) hanya dapat menembus tapisan mantel dan kerak yang
padat.
Medan
magnet bumi membentuk kulit-kulit selubung yang disebut magnetosfer,
yang merenggang jauh di atas permukaan planet dan mencapai ruang
angkasa. Angin partikel bermuatan yang menghembus keluar dari matahari
mendorong magnetosfer sehingga terbentuk ekor arus, mirip ekor komet.
Bentuk
aliran medan magnet seakan-akan menunjukkan bahwa di dalam bumi ada
sebuah magnet raksasa. Garis gaya magnet yang kuat sebenarnya adalah
hasil dari sirkulasi arus listrik di bagian inti luar yang leleh.
ISI DALAM PLANET BUMI
Panas
yang dibangkitkan oleh proses pembentukan planet bumi hingga sekarang
masih dilepaskan ke permukaannya. Panas terus dibuang dari interior
bumi. Bagian inti dalam makin membeku dan unsur-unsur radioaktifnya
meluruh. Panas yang hendak meloloskan diri terhalang oleh
lapisan-lapisan batuan, yang merupakan isolator kuat. Agar panas dapat
lolos, batuan mantel yang menyelubungi inti dalam harus bersirkulasi.
Panas dihantar ke atas bersama dengan batuan mantel panas yang bergerak
naik. Di dekat permukaan, pada lapis-lapis batuan yang rapuh, gerakan
lapisan batuan menyebabkan gempa terjadi . Seismolog, atau ilmuwan yang
mempelajari gempa bumi, mengoperasikan jaringan stasiun pengamat gempa.
Dengan mencatat waktu kedatangan gelombang gempa (seismik) di beberapa
stasiun yang berjauhan, komputer canggih dapat membuat gambaran bagian
dalam interior) bumi.
AKTIVITAS DI DALAM TUBUH BUMI
Dari
hasil pengamatan, diketahui bahwa ada ‘cerobong’ dari bagian mantel
bumi yang mengarahkan materi panas naik ke permukaan, lalu muncul
sebagai kawah gunung api. Laju gelombang seismik melambat ketika
melewati materi yang panas dan lunak ini. Ini berlawanan dengan lapisan
batuan keras dan dingin yang menurun-ke mantel, di mana kerak samudra
yang dingin lenyap di bawah lempeng benua. Berdasarkan analisis data
seismik, para ahli geologi dapat menemukan sebuah batas peralihan
sekitar 670km di bawah permukaan bumi, tepatnya di dalam mantel. Batuan
yang bergerak turun tampaknya berkumpul di lapisan tersebut. Ini membuat
beberapa geolog mengajukan teori bahwa seluruh mantel tidak bercampur
dalam satu sirkulasi melainkan di dalam dua lapis sirkulasi batuan.
Analisis data seismik terkini menunjukkan ada lapisan tipis lain di
dasar mantel, dengan tebal beberapa puluh kilometer. Lapisan tersebut
tidak sinambung dan tidak utuh, melainkan lebih mirip tebaran
lempeng-lempeng benua raksasa di bawah lapisan mantel. Lempeng-lempeng
tersebut diduga terbentuk ketika batuan silikat di dalam mantel
bercampur dengan materi dari inti yang kaya kandungan besi. Namun, ahli
lain berpendapat bahwa lempeng-lempeng ini adalah tempat samudra purba
berakhir. Setelah bergerak turun ke dasar lapisan mantel atas, kerak
samudra purba yang dingin tertekan hingga menjadi lapisan batuan yang
sangat rapat. Lalu, lapisan ini menembus lapisan setebal 670 km dan
bahkan terbenam lebih dalam lagi. Lapisan tersebut terus menyebar di
dasar mantel. Ketika bagian inti bumi lambat laun memanaskan lapisan
batuan yang rapat, lapisan ini sekali lagi bergerak naik untuk membentuk
kerak samudra baru.
MEMBACA PETUNJUK
Daratan
yang termampatkan oleh tekanan es selama zaman es terakhir, bersama
dengan pengaruh gaya tarik bulan (gejala pasang surut), perlahan
melambatkan laju rotasi bumi. Akibatnya, panjang siang atau malam
sedikit bertambah. Perubahan-perubahan lain juga berlangsung walaupun
terukur jauh lebih kecil, yaitu hanya sepersekian miliar dari satu
detik. Ini diduga diakibatkan oleh perubahan tekanan atmosfer terhadap
baris-baris pegunungan. Selain itu sirkulasi bagian inti luar mendesak
punggung perbukitan, yang landasannya di dasar mantel mirip gunung
terbalik. Perubahan panjang siang dan malam menjadi petunjuk dari gejala
sirkulasi di bagian inti bumi, selain memberi petunjuk tentang berbagai
proses geologis penting lain di dalam bumi.